Pameran 17+, Understanding Heroes – KELOMPOK LAMPU KUNING

Suspensi

Pada pertengahan tahun 80-an terjadi booming menonton video superhero. Kedatangan superhero ini didukung oleh berbagai rental video betamax yang telah tumbuh dan menjamur di berbagai ruas jalan utama kota di Indonesia. Rental video menjadi lembaga berpengaruh dan sukses dalam mempertemukan anak muda Indonesia dengan para superhero asing. Sedemikian akrabnya anak muda dengan para superhero impor itu, sehingga anak negeri ini pun bermimpi dan mengidolakan para superhero mancanegara. Segenap gaya dan tingkah superheropun ditiru. Halaman rumah dan sekolah pun menjadi medan laga bagi para fans superhero.

Sejumlah orang mengakui mendapat inspirasi dan spirit hidup dari para superhero. Kisah kepahlawanan dalam serial-serial superhero itu sederhana. Secara umum, ada dua karakter yang kontras: yang baik dan yang jahat. Yang baik itu rupawan, dan yang jahat biasanya tampil sebagai sosok yang menakutkan. Fans superhero belajar untuk saling kompak dan saling tolong menolong, hormat kepada orang tua, dan peduli pada lingkungan. Mereka mendapatkan nilai-nilai ini melalui film-film, animasi atau komik. Pendek kata, superhero menularkan ajakan untuk bersikap sportif dan ksatria. Sejak para superhero ini mendarat di Indonesia, mereka telah telah menjadi bagian dari proses pembentukan identitas anak muda Indonesia.

Para peserta pameran ini umumnya lahir pada tahun 80-an. Era dimana para superhero asing telah lebih lama mendarat dan berlaga di tanah air bersama para superhero nasional seperti Gundala atau Godam. Tentu saja selain superhero itu, ada superhero yang telah lama dikenal oleh masyarakat dan mengakar dalam kebudayaan Jawa, yaitu kisah para ksatria dalam pewayangan. Hibriditas zaman ini tentu sebuah kesadaran jaman yang khas dan berbeda dengan spirit generasi muda ‘45 yang memanggul senjata secara langsung. Seperti yang ditunjukkan dalam berbagai film dokumenter tentang kisah-kisah perjuangan. Pada masa itu, berbagai angkatan terbentuk. Salah satunyanya adalah angkatan anak muda dalam berbagai bentuk organisasi yang memanggul senjata dan maju kedalam berbagai peristiwa baku-tembak. Ini bukan simulasi baku-tembak di video-game. Namun serius terjadi dimasa silam.

Dalam pameran 17 + ini, kaum muda peserta pameran ini mencoba memaknai arti perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Melalui berbagai pengalaman pribadi, mereka mengekspresikan imajinasi mereka tentang pahlawan dan kepahlawanan. Sumber inspirasi karya mereka pun tidak hanya berasal dari komik, animasi dan film asing, tapi mereka juga meminjam

khazanah tradisi dan folklor. Pameran ini memiliki spirit eksperimentasi. Kita bisa melihatnya ini, pertama, dalam segi pencarian ide, kedua, dalam eksplorasi bahan, dan ketiga adalah tantangan tersendiri pada teknik membuatnya.

Kelompok Lampu Kuning ini adalah kelompok yang memiliki latar belakang minat material yang berbeda-beda, dari kayu, keramik, logam, kulit dan tekstil. Alumnus angkatan 2001-2002 Jurusan Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta ini telah beberapa kali menggelar pamerannya secara kolektif. Saya sengaja membicarakan latar angkatan ini untuk mengajak audiens memahami posisi sosial mereka dalam kontras spirit zaman diatas. Betapapun dunia seni rupa dalam sisi lain adalah sebuah dunia karier kesenimanan, namun bentuk-bentuk ekpresi yang dihasilkan tidak lepas dari sikap individu dan kolektif dari spirit jaman yang melatarinya. Cara mereka memandang, mengalami dan memahami pahlawan dan kepahlawanan tentu berbeda dengan generasi sebelumnya. Lewat pameran ini mereka akan bertutur mengenai makna dan arti kepahlawanan melalui karya-karya tiga dimensional mereka.

Seperhero memang anak kandung dari rahim kebudayaan populer. Ia diciptakan untuk mengisi harapan, mimpi dan keinginan orang untuk melihat dunia dengan cara yang lebih simpel dan menghibur. Dan tanpa perlu sibuk untuk memahami jalan cerita yang berliku dan rumit. Kita diajak untuk terkesan pada efek spesial yang dirancang serius agar superhero memiliki kekuatan ekspresi yang kuat.

Tanpa imajinasi kita tentu karya mereka ini tak berarti apa-apa. Melalui imajinasi kitalah para figur kreasi peserta pameran ini dapat hidup dan bercerita. Bila saja kita menonton film, animasi atau mambaca komik selalu ada berbagai suspensi yang tak terduga. Suspensi ini membangkitkan keingintahuan kita pada cerita atau adegan berikutnya. Suspensi-suspensi inilah yang kita idam-idamkan dan kita tunggu-tunggu untuk perkembangan karya mereka saat ini dan dimasa mendatang.

Mari kita simak.

Yogyakarta, 15 Agustus 2009

Sudjud Dartanto

0 Tanggapan to “Pameran 17+, Understanding Heroes – KELOMPOK LAMPU KUNING”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar